TRAVEL WRITING KULIAH LAPANGAN DI DESA WISATA NGRINGINAN
Hari
sabtu yang lalu tepatnya tanggal 10 maret 2018, saya dan teman-teman seangkatan
melakukan kuliah lapangan ke Desa Wisata Ngringinan, Bantul. Saya berangkat dengan
beberapa teman dekat yang tidak tahu sama sekali lokasi desa wisata tersebut
dan kami hanya mengandalkan google maps. Saya dan beberapa teman saya berangkat
bersama mengendarai motor pukul 7.00 pagi dari titik kumpul Kopma UGM, kami
mengambil jalan via tugu yogyakarta kemudian melewati jalan tentara pelajar,
lalu melalui daerah ngabean, menuju jalan bantul hingga melewati ringroad lalu
mengikuti rute lurus jalan bantul hingga menemukan penunjuk jalan desa wisata
ngringinan. Di tengah perjalanan ada sedikit beberapa kendala seperti ban motor
saya yang kempes sehingga saya harus melipir dulu kepinggir jalan untuk memompa
ban motor saya.
Sesampainya di jalan kampung kami masih
kesulitan menemukan lokasi yang dijadikan titik kumpul yaitu di Museum Belanda.
Museum belanda ini sebenarnya adalah kediaman milik bapak Windu Kuntoro seorang
yang penggerak Desa
Wisata di Ngringinan. Disini kami diberikan gambaran seputar Desa Wisata
Ngringinan, informasi yang disampaikan oleh Ibu Indriani tentang cara pembuatan
oleh-oleh khas yaitu Madumongso. Madumongso yaitu makanan yang terbuat dari beras ketan yang dijadikan
tape ketan lalu dicampur dengan enten-enten kelapa dan dibungkus menjadi bentuk
bulatan. Perbedaan madumongso di Ngringinan dengan madumongso di tempat lain
adalah penggunaan kelapa muda dalam pembuatannya. Rasa dari madumongso ini
sendiri legit dan manis. Kemudian kita melihat sekeliling museum belanda ini. Museum
Belanda ini berisi berbagai macam foto bukti pernah adanya
orang-orang Belanda yang membangun beberapa infrastruktur disana seperti
sekolah, pabrik, tempat peribadatan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya kita melakukan perjalanan ke
Gereja Ganjuran. Gereja ini merupakan gereja yang memiliki desain bangunan yang
sangat unik karena merupakan sebuah akulturasi antara budaya jawa dengan agama
hindu. Bangunan gereja utama berbentuk pendopo dengan budaya jawa yang sangat
kental dengan bagian atap pendopo terdapat ukiran-ukiran jawa. Sedangkan disisi
lain gereja ini, terdapat pula sebuah candi kristen yang mirip dengan
candi-candi hindu, fungsi dari candi itu sendiri adalah untuk peribadatan umat
kristen yang datang ke gereja ganjura ini. Di kompleks Gereja Ganjuran ini terdapat
beberapa tempat peribadatan umat kristen yaitu meliputi Gereja Ganjuran, candi,
tempat permohonan, tempat pengakuan dosa, tempat penyucian diri dan yang lainnya.
Setelah kita melakukan perjalanan ke gereja, kami kembali ke Museum Belanda untuk
menyantap makan siang yang sudah disiapkan pengelola. Setelah makan siang, kegiatan
kuliah lapangan di Desa Wisata Ngringinan telah usai. Dibawah ini beberapa dokumentasinya :
Komentar
Posting Komentar