Postingan

Menampilkan postingan dari 2018
Monitoring dan Evaluasi Desa Wisata A. Masyarakat 1. Kesiapan masyarakat 1.1. Jumlah homestay/guesthouse yang layak 1.2. Jumlah toilet umum yang layak 1.3. Lahan parkir 1.1.1. Survey lapangan dan wawancara dengan warga setempat serta perangkat desa yang bersangkutan = kelayakan dan jumlah (layak atau tidak) 1.2.1. Survey lapangan dan wawancara dengan warga setempat serta perangkat desa yang bersangkutan = kelayakan dan jumlah (layak atau tidak) 1.3.1. Survey lapangan dan wawancara dengan warga setempat serta perangkat desa yang bersangkutan = kelayakan dan luas (layak dan luas / tidak) 2. Partisipasi masyarakat 2.1. POKDARWIS 2.2. Karang Taruna 2.3. Kepala Desa 2.4. Ibu2 PKK 2.1.1. Wawancara dengan POKDARWIS setempat atau perangkat yang bersangkutan dan bila perlu warga sebagai pembanding = bagaimana perannya (berkontribusi/tidak) (berkontribusi besar/biasa saja) 2.2.1. Wawancara dengan Karang Tarusa setempat atau perangkat yang bersangkutan dan bila perlu war

JAWABAN QUIZ MATA KULIAH MANAJEMEN DESA WISATA

1.         Seluruh masyarakat harus terlibat dalam organisasi pengembangan desa wisata. -           Struktur organisasi yang memiliki visi dan misi. Struktur tersebut harus harus memiliki tujuan yang jelas serta hasil dari keputusan bersama antar masyarakat dan organisasi. Elemen dari CBT juga harus diterapkan antara lain partisipasi aktif dari masyarakat , pembagian peran masyarakat, pembagian manfaat dari keberadaan desa wisata, transparansi dalam pengelolaan, mengontrol aktifitas dari masyarakat mengenai dampak terhadap alam dan kebudayaan. 2.         A. Desa wisata dengan kelembagaan terstruktur : Desa Wisata Kembang Arum Karena, seluruh lapisan masyarakat sudah terlibat dalam menggerakan desa beserta atraksi wisata disekitar. Keterbukaan masyarakat terhadap pariwisata juga menjadi faktor utama untuk kemajuan desa wisata. B. Desa wisata dengan kelembagaan kurang terstruktur :      Desa Wisata Ngringinan Karena, kesadaran masyarakat yang rendah terhadap potensi y

TRAVEL WRITING KULIAH LAPANGAN DI DESA WISATA NGRINGINAN

Gambar
            Hari sabtu yang lalu tepatnya tanggal 10 maret 2018, saya dan teman-teman seangkatan melakukan kuliah lapangan ke Desa Wisata Ngringinan, Bantul. Saya berangkat dengan beberapa teman dekat yang tidak tahu sama sekali lokasi desa wisata tersebut dan kami hanya mengandalkan google maps. Saya dan beberapa teman saya berangkat bersama mengendarai motor pukul 7.00 pagi dari titik kumpul Kopma UGM, kami mengambil jalan via tugu yogyakarta kemudian melewati jalan tentara pelajar, lalu melalui daerah ngabean, menuju jalan bantul hingga melewati ringroad lalu mengikuti rute lurus jalan bantul hingga menemukan penunjuk jalan desa wisata ngringinan. Di tengah perjalanan ada sedikit beberapa kendala seperti ban motor saya yang kempes sehingga saya harus melipir dulu kepinggir jalan untuk memompa ban motor saya. Sesampainya di jalan kampung kami masih kesulitan menemukan lokasi yang dijadikan titik kumpul yaitu di Museum Belanda. Museum belanda ini sebenarnya adalah kediaman milik

TOKOH WAYANG NAKULA DAN KEMIRIPANNYA DENGAN SAYA

Gambar
A. LATAR BELAKANG       Secara harfiah, kata nakula dalam bahasa Sanskerta merujuk kepada warna Ichneumon, sejenis tikus atau binatang pengerat dari Mesir. Nakula juga dapat berarti "cerpelai", atau dapat juga berarti "tikus benggala". Nakula juga merupakan nama lain dari Dewa Siwa. Nakula merupakan putra keempat Prabu Pandudewanata, raja negara Hastinapura dengan permaisuri Dewi Madrim, seorang putri dari Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati yang berasal dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, yang bernama Sahadewa atau Sadewa. Dalam pedalangan Jawa Nakula memiliki nama kecil Pinten yang berarti nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Nakula juga mempunyai tiga saudara lainnya yang berasal dari satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti putri dari negara Mandura, tiga saudara lainnya antara lain bernama bernama Puntadewa (Yudistira), Bim

DAMPAK PARIWISATA DI DAERAH PEDESAAN

RESUME TABEL 1.2       Sektor pariwisata di daerah pedesaan sangat berkembang beberapa dekade terakhir ini. Disamping memberikan dampak yang positif, sektor pariwisata juga memberikan dampak yang negatif pula. Berikut adalah ringkasan dampak pariwisata dan rekreasi di daerah pedesaan menurut Mathieson and Wall, 1982; Grafton, 1984; White, 1985; Getz, 1986, 1993, 1994; Ciacco, 1990; King, 1991; McKercher, 1993; Hannigan, 1994; Hoggart et al., 1995; Page and Getz, 1997; Sharpley and Sharpley, 1997; Butler et al., 1998 : Dampak Positif a. Dalam aspek sosial-ekonomi : 1. Menyediakan sumber pengasilan yang baru, alternatif, atau tambahan dan pekerjaan 2. Membantu mengurangi ketidakseimbangan perempuan dan kekuatan sosial lainnya. 3. Mendorong kegiatan komunitas secara kolektif 4. Memberikan kesempatan untuk mempertahankan populasi di daerah yang dinyatakan mungkin mengalami pengurangan penduduk 5. Memungkinkan suatu area dihuni kembali 6. Secara keseluruhan efek pen

Rural Tourism and Recreation : Principles to Practice

RESUME TABEL 1.1       Rural Tourism adalah jenis pariwisata yang tujuannya adalah, berdasarkan sumber daya sosial, budaya dan alam setempat, untuk menawarkan kepada wisatawan kesempatan untuk rekreasi atau penggunaan akomodasi turis di wilayah pedesaan. Tujuannya adalah untuk menampilkan kehidupan pedesaan, seni, budaya dan warisan di lokasi pedesaan dan di desa-desa, yang memiliki kompetensi dalam seni & kerajinan, dan tekstil serta basis aset di lingkungan alam. Ragam kegiatan wisata dan rekreasi di pedesaan yang diadaptasi dari (Thibal, 1988; Lane, 1994b: 16) antara lain sebagai berikut : 1. Berwisata Ragam kegiatan wisata yang bisa dilakukan di pedesaan antara lain : - Pendakian (jalan setapak, jalur kebugaran, taman alam) - Berkuda - Berwisata dengan kereta kuda, gerobak  - Wisata dengan kendaraan bermotor (mengendarai trail, kendaraan semua medan, kendaran bermotor) - Wisata di kota kecil / desa - Liburan 'Adventure' / liburan padang gurun  -

DESA WISATA PONGGOK

Gambar
Sumber : https://www.njogja.co.id/wisata-alam/umbul-ponggok-tempat-asyik-untuk-berenang-snorkeling-hingga-diving/ Desa wisata Ponggok adalah sebuah desa wisata yang terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Desa wisata ini memiliki potensi wisata sumber mata air yang tidak hanya terdiri dari satu sumber mata air saja, tetapi ada beberapa seperti Umbul Ponggok, Umbul Ingas, Umbul Sigedang-Kapilaler, dan Umbul Besuki. Sumber mata air ini juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lainnya yaitu sebagai bahan baku air minum rumah tangga & industri, pengairan sawah & perkebunan, budidaya perikanan dan sekarang dikembangkan menjadi objek wisata dengan beragam wahana air baik yang alami maupun buatan. Desa wisata ini memiliki beberapa keunggulan antara amenitas dan fasilitas yang sangat mendukung kegiatan pariwisata antara lain arena kuliner, minimarket, ATM, kios cenderamata, homestay warga, serta aneka produk UKM warga yang menggunakan konsep One Village One Product sehing

COMMUNITY BASED TOURISM

Gambar
Chapter 1. Principal and Meaning Wisata Berbasis Masyarakat (CBT) adalah jenis wisata yang unik dengan karakteristiknya sangat berbeda dengan pariwisata massal. CBT bukan sekadar bisnis pariwisata yang bertujuan memaksimalkan keuntungan investor. Sebaliknya, hal ini lebih mementingkan dampak pariwisata di Indonesia sumber daya masyarakat dan lingkungan. CBT muncul dari sebuah komunitas strategi pengembangan, menggunakan pariwisata sebagai alat untuk memperkuat kemampuan organisasi masyarakat pedesaan yang mengelola sumber daya pariwisata dengan partisipasi masyarakat setempat. Sebenarnya, jika dengan sembarangan diterapkan, CBT bisa menimbulkan masalah dan membawa bencana. Prinsip-prinsip yang tercantum di bawah ini menyajikan konsep CBT, dan cara tuan rumah (masyarakat) dapat menggunakan pariwisata sebagai alat pengembangan masyarakat. CBT harus: 1. Mengakui, mendukung dan mempromosikan kepemilikan masyarakat terhadap pariwisata; 2. Libatkan anggota masyarakat sejak awal da